KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI ERA DIGITAL PADA SD NEGERI 005 GUNUNG KIJANG KABUPATEN BINTAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah di era digital pada SD Negeri 005 Gunung Kijang Kabupaten Bintan. Jenis penelitian deskriptif kualitatif. Populasi ini adalah seluruh pegawai SD Negeri 005 Gunung Kijang yang berjumlah 13 orang. sampel yang dipilih dari jumlah 13 Orang yaitu 4 orang yang terdiri dari 1 wakil kepala sekolah yaitu orang yang mengenal dengan baik dan selalu berhubungan dengan kepala sekolah sehingga mengetahui secara jelas tentang kepemimpinan kepala sekolan dan 3
guru SD Negeri 005 Gunung Kijang yang sudah bekerja lebih dari 5 tahun, alasannya adalah guru-guru ini yang sudah merasakan kepemimpinan kepala sekolah baik sebelum adanya covid maupun saat ini. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif dan triangulasi, dimana analisis data adalah proses mencari dan menyusul secara sistimatis data yang diperoleh dan hasil observasi, wawancera, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam katagori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh din sendiri. Berdasarkan hasil penelitian maka diketahui bahwa kepemimpinan kepala sekolah di era digital pada SD Negeri 005 Gunung Kijang Kabupaten Bintan
ditemukan bahwa sudah berjalan namun belum optimal hal ini dikarenakan kepala
sekolah kesulitan berkomunikasi dengan menggunakan media, ada namanya ini dibuat khusus untuk guru, pegawai dan kepala sekolah. sejak adanya grup WA ini komunikasi kepala sekolah dan guru agak berkurang, karena kepala sekolah memang tidak begitu paham menggunakan WA.
Ditemukan bahwa memang di SD Negeri 005 ini banyak sekali kekurangannya, kadang sinyal tidak bagus, guru terhambat dalam proses belajar mengajar, tapi kepala sekolah berusaha mereka mendapatkan kemudahan, selalu mengajak mereka berdiskusi untuk mencari solusi, namun guru merasa motivasi belum optimal karena kepala sekolah juga tidak paham era digital ini, apa yang dibutuhkan, apa yang harus dilengkapi.